cara mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka
Misteri rezeki siapa yang tahu? Ada yang rezekinya berlimpah, ada pula yang sempit. Ada yang rezekinya berkah, ada pula yang tidak.
Entah berapa banyak orang makan rezeki haram, uang riba (seperti bunga bank), uang korupsi (mencuri/merampok),
uang suap (risywah), uang hasil menipu (gharar), uang hasil judi, uang hasil bisnis haram dan semacamnya. Banyak orang tidak sabar dan memilih jalan pintas. Padahal rezeki Allah sangat luas untuk didapatkan secara halal.
Patut kita perhatikan bahwa Allah menciptakan kekayaan dan kecukupan. Dalam Al Qur’an, kata kekayaan dipasangkan dengan kecukupan, bukan kemiskinan.
Allah telah menjaminkan rezeki dari setiap makhluq sampai ajal menjemputnya. Jadi, tak perlu khawatir soal rezeki. Bahkan ibaratnya seekor kucing pun tak perlu khawatir tentang rezekinya. Dia berani kawin & beranak banyak tapi tak pernah risau soal rezeki.
Tapi bagaimana pun juga, rezeki adalah bagian daripada ujian. Rezeki banyak adalah ujian. Rezeki sempit pun merupakan ujian. Kita tidak tahu mana yang lebih baik untuk kita.
Namun, tentunya kita menginginkan rezeki yang luas supaya hidup kita tidak terjerumus ke dalam kefakiran apalagi kekafiran. Karena fakir sangat dekat dengan kafir. Banyak orang murtad karena fakir dan iming-iming harta. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tersesat tersebut.
Semoga kita dilapangkan rezekinya. Rezeki yang berkah dan baik. Rezeki yang menjadi jembatan kita dalam beramal sholih dan mendapatkan ridho-Nya. Nah, inilah beberapa amalan dan tips buat melapangkan rezeki :
Cara mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka
1. Taqwa (Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya)
Allah berfirman, artinya :
“… Dan barangsiapa yang bertakwakepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. …” (QS. Ath Thalaaq : 2 – 3)
Pemilik rezeki adalah Allah. Jika kita ingin rezeki yang luas maka harus dekat dengan Sang pemilik rezeki. Jika rezeki kita sempit, maka bertakwalah kepada Allah agar diberikan jalan keluar.
2. Istighfar & banyak memohon ampun
Lawan dari ketaqwaan adalah kemaksiatan dan perbuatan dosa. Dosa-dosa yang dibuat dapat menjadi penghalang bagi turunnya rezeki. Rasulullah bersabda :
“… dan seorang hamba dicegah baginya rezeki karena dosa yang dibuatnya.” (HR at-Tirmizi)
Oleh karena itu, taubat dan banyak-banyak beristighfar dapat membantu memperlancar jalannya rezeki.
Dan ini adalah salah satu amalan yang dijamin oleh Allah sendiri dan ditegaskan dalam al-Qur’an.
Oleh karena itu tidak ada keraguan sedikitpun mengenai istighfar.
“Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dananak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).” (QS Nuh : 10 – 12)
Rasulullah bersabda :
“Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (HR Ahmad & Abu Daud)
3. Bekerja (berdagang) dengan jujur (amanah)
Bekerja adalah salah satu amal utama dalam menjemput rezeki. Bekerja harus profesional dan sungguh-sungguh. Kunci untuk menjadi pekerja yang baik adalah kompeten dan dapat dipercaya.
Kompeten berarti mampu & kuat dalam mengemban tugas-tugas. Dipercaya berarti amanah, jujur dan menunaikan janji dengan baik. Rasulullah bersabda :
“Adapun berbuat amanah (dapat dipercaya / jujur) itu dapat mendatangkan rezeki, sedangkan berbuat khianat / curang dapat mendatangkan fakir / kemiskinan”. (HR. Ad-Dailami)
Bekerja dengan amanah dan sebaik-baiknya tentu akan mendatangkan rezeki. Namun, jika kita ingin membuka pintu rezeki yang lebih luas, maka kita harus berdagang/bisnis.
Rasulullah bersabda, artinya :
“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)
4. Bangun pagi & tidak tidur setelah sholat subuh
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan al-Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi,
beliau mendapati putrinya, Fatimah, masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata,
”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.”
Rasulullah juga mendoakan umatnya yang bangun pagi (subuh) :
“Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Bangun pagi membuat badan lebih bugar dan sehat. Kondisi psikologis juga lebih tenang dan tubuh lebih berenergi.
5. Rajin mendirikan Sholat Dhuha
Orang yang rajin mengerjakan sholat dhuha dengan ikhlas karena Allah akan tercukupi rezekinya. Hal ini dijelaskan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi dari Abu Darda.
Firman-Nya, “Wahai Anak Adam, rukuklah (shalatlah) karena Aku pada awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.” (HR. Tirmidzi)
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (HR al-Hakim dan Thabrani)
Sholat Dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik, yaitu kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau sekitar setinggi satu tombak, antara pukul 08.00 pagi sampai dengan masuk waktu Dzuhur (sekitar pukul 11.00 siang).
Sholat Dhuah hukumnya sunat muakad (sangat dianjurkan dan mendekati wajib) karena Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabat untuk mengerjakannya juga. Shalat Dhuha juga merupakan wasiat Rasul kepada umatnya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits.
“Abu Hurairah r.a. menceritakan, ‘Kekasihku Rasulullah Saw. memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia: shaum tiga hari dalam sebulan, dua rakaat shalat dhuha dan hanya tidur setelah melakukan shalat Witir” (H.R. Bukhari dan Muslim)
6. Menyambung Tali Silaturahim
Rasulullah bersabda, artinya :
”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturohim.” (HR. Bukhori Muslim)
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukanlah (dinamakan) orang yang menghubungkan silaturrahim karena sekedar membalas tetapi orang yang menghubungkan silaturrahim adalah orang yang menghubungkannya terhadap orang yang memutuskan”. (HR. Bukhari)
Menjadi orang yang mempunyai hubungan baik terutama terhadap sanak saudara tentu akan memudahkan baginya untuk mendapatkan rezeki.
Sudah lumrah dan sangat dianjurkan dalam agama bahwa menolong (bersedekah) kepada saudara itu lebih diutamakan daripada menolong orang lain. Hubungan keluarga juga bisa dimanfaatkan untuk membangun bisnis keluarga.
Jadi, dengan hubungan kekeluargaan yang baik, seseorang cenderung akan lebih banyak rezekinya.
Hubungan yang paling wajib dijaga adalah hubungan dengan orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amal utama.
Mendoakan orang tua juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi SAW: “Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah ) untuknya.” (HR al-Hakim dan ad-Dailami)
7. Infaq, Shodaqah, hadiah & menolong orang lemah
Inilah fakta yang aneh tapi nyata. Jika kita ingin mendapatkan sesuatu maka berikanlah sesuatu kepada orang lain. Jika kita ingin mendapatkan ikan yang besar maka berikanlah ikan yang kecil sebagai umpan untuk mendapatkan ikan yang jauh lebih besar.
Infaq, shodaqah, zakat, wakaf dan aneka pemberian lain yang baik & didasari niat karena Allah, akan dibalas oleh Allah berlipat-lipat ganda. Bisa dibalas di dunia, bisa pula di akhirat atau kedua-duanya.
“Dan barang apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ : 39)
Nabi SAW bersabda kepada Zubair bin al- Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu dibentangkan di Arsy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya.
Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, niscaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya.” (HR ad-Daruquthni dari Anas r.a.)
“Berhadiahlah makanan di antara kamu sekalian, maka sesungguhnya berhadiah makanan itu dapat melapangkan / meluaskan dalam urusan rezeki kalian”. (HR. Ibni Adiy)
“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (HR Bukhari)
“Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya diangkat hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR Ahmad)
8. Merantau (Hijrah)
Jika rezeki kita sempit di suatu tempat, maka tidak ada salahnya kita berpindah tempat (hijrah/merantau). Merantau akan membuat seseorang lebih mandiri dan lebih punya peluang untuk meraih kesuksesan.
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS. An-Nisa : 100)
9. Do’a & Tawakkal
Jangan menyepelekan kekuatan do’a. Doa adalah senjata orang beriman. Doa adalah inti ibadah. Hanya kepada Allah saja kita berdoa dan meminta pertolongan. Allah pun senang dengan hamba-hamba-Nya yang berdo’a.
“Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan permintaan kamu itu” (Al-Mu’min : 60).
“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tentang Aku maka katakanlah kepada mereka bahwa Aku adalah dekat kepadanya & Aku memperkenankan do’a orang yg berdo’a kepada-Ku (Al-Baqarah : 186 ).
Dan janganlah kamu berdoa (beribadah/menyembah) [kepada] apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah. (Yunus: 106)
Dalam berdoa kita seyogyanya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat membuka pintu rahmat Allah SWT dan merupakan pelicin bagi doa yang kita panjatkan agar segera dikabulkan.
“Barangsiapa bershalawat kepadaku (Muhammad) sekali saja niscaya Allah akan membalasnya dgn shalawat sepuluh kali lipat.” (HR. Al Hakim)
Berdo’a juga perlu memperhatikan tempat dan waktu yang mustajab. Salah satu waktu yang sangat utama adalah sepertiga akhir malam. Berikut ini adalah hadits terkait keutamaan sholat tahajud dan mustajabnya doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut;
“Maka, jika kamu mampu berdiri (sholat sunnah) pada 1/3 malam akhir karena waktu 1/3 malam itu adalah waktu yang disaksikan (Alloh) langsung, dan do’a dalam 1/3 malam akhir itu mustajab (dikabulkan)”. (HR. Tirmidzi).
Setelah berusaha dan berdoa secara maksimal, hal terakhir adalah bertawakkal kepada Allah. Kita serahkan urusan kita semua ini kepada Allah SWT.
Allah berfirman, artinya :
”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)
10. Bersyukur
Jangan pernah memprotes apa yang telah Allah karuniakan kepada kita karena hal itu tiada bermanfaat. Jangan pula membangga-banggakan diri bahwa semua rezeki dan pencapaian diri ini hanya karena kerja keras diri sendiri.
Sesungguhnya, rezeki itu milik Allah, dikaruniakan-Nya kepada kita semua makhluq-Nya. Kita harus berterima kasih dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan.
“..Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Luqman : 31)
Demikianlah, sedikit ilmu yang saya bagikan buat saudaraku semua. Semoga Allah menerima semua amal sholeh kita. Jika ada yang kurang & kesalahan dari tulisan di atas maka datangnya adalah dari diri saya pribadi.
Jika ada yang benar maka tentulah dari Allah ta’ala. Tuhan semesta alam. Alhamdulillahirobbil’alamin